Go To UIB Facebook Groups

Thursday, September 25, 2008

Kunjungan Pertapa Asita

Pertapa Asita yang agung yang disebut juga Kala Devala berdiam di sebuah pegunungan yang tidak begitu jauh dari istana. Pertapa Asita melihat sinar yang sekonyong-konyong memancar terang-benderang di kawasan istana. Cahaya terang ini dinilai oleh pertapa Asita sebagai suatu pertanda baik, maka beliau bergegas menuruni gunung dan pergi menuju istana Raja Suddhodana.

Kunjungan pertapa Asita adalah untuk menyaksikan tanda-tanda pada tubuh pangeran, memperhatikan dengan seksama dan menemukan bahwa pangeran memiliki kewajiban besar (karena memiliki tanda-tanda tubuh dari orang yang yang Agung yang disebut Maha Purisa).

Kelahiran adalah sebagai suatu keajaiban sebab anggota-anggota tubuhnya merupakan titisan para Dewa Aurva, Prithu, Mandhatari, dan Kakshivat, para pahlawan dari masa lampau yang menyelinap masuk melalui paha, tangan, kepala, dan ketiak. Dia lahir tanpa melukai dan menyakiti ibunya. Jadi dia keluar dari rahim itu secara sempurna sebagai seorang Buddha.

Pertapa Asita tertawa setelah melihat pangeran. Tertawa karena pada suatu hari nanti pangeran akan mencapai Kesempurnaan (Buddha), sempurna dalam kebijaksanaan maupun Kewajiban, menjadi guru para dewa dan manusia. Kemudian dia menangis. Menangis karena usianya yang telah lanjut dan tidak mempunyai kesempatan lagi melihat dan mendengarkan pada saat pangeran mencapai Kesempurnaan (Buddha) dan menjadi Juru Selamat dunia dengan mengajarkan Buddha Dharma. Kemudian dia berlutut dan menghormat kepada pangeran dan tanpa disadari diikuti oleh Raja Suddhodana.

Lima hari setelah pangeran lahir, Raja Suddhodana mengumpulkan para pertapa di ruang istana untuk memberikan nama kepada pangeran. Pangeran diberi nama Sidharta Gautama. Sidharta berarti semua cita-citanya tercapai, dan Gautama adalah nama keluarganya.

0 comments:

Search

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.