Go To UIB Facebook Groups

Thursday, September 25, 2008

Kesadaran

Empat peristiwa penting yang beliau lihat diluar istana itu, yakni: tua, sakit, meninggal dan seorang pertapa mulia, menyadarkan beliau bahwa semua itu harus dialami oleh semua makhluk, yakni setiap orang akan menjadi tua, setiap orang dapat sakit, dan setiap orang tidak terelakkan pasti suatu hari akan meninggal. Semua kejadian ini sungguh suatu penderitaan.

Peristiwa yang ketiga beliau lihat adalah orang meninggal, sesosok mayat. Maka beliau berpikir bahwa baik buruk seorang lelaki maupun perempuan, yang pandai maupun yang cantik, yang gagah maupun yang lemah, semuanya pada suatu hari pasti akan meninggal dan tubuhnya akan menjadi mayat. Mayat adalah suatu sosok tubuh yang tidak bagus dipandang.

Sejak saat itu, beliau mengundurkan diri dari sentuhan para perempuan di istana, dan sebagai jawabannya atas bujuk rayuan Undayin, penasehat raja, dia menjelaskan sikap barunya dengan kata-kata sebagai berikut :

“bukanlah saya memandang rendah hakekat dari rasa, dan saya mengetahui baik bahwa mereka itu membuat apa yang dinamakan dunia. Tapi bila saya mempertimbangkan ketidakkekalan dari dunia ini, saya menemukan tiada kebahagiaan di dunia ini. Usia tua, sakit, dan kematian tidak luput dari kehidupan manusia. Jika kecantikan dari wanita adalah kekal abadi, pikiran saya tentu sudah menuruti kata hati dan dalam hawa nafsu. Kenyataannya sejak kecantikan perempuan tidak melekat lagi, maka tubuhnya menua karena usia melunturkan kecantikannya. Menyenangi perempuan merupakan khayalan. Semua kenyataan ini sungguh menakutkan. Bagaimana dapat seorang pintar tidak memperdulikan akan bencana itu? Kapan dia mengetahui penghancuran yang akan datang?”

0 comments:

Search

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.