Go To UIB Facebook Groups

Thursday, September 25, 2008

Meninggalkan Istana (Duniawi)

Setelah mantap pada pendiriannya maka beliau pergi mencari obat agar orang tidak menjadi tua, tidak menjadi sakit, dan tidak meninggal, untuk dipersembahkan kepada setiap orang. Pada saat itu beliau berusia 29 tahun, dan dengan seijin Raja Suddhodana beliau meninggalkan keduniawian. Pada malam sebelum kepergiannya, beliau sekali lagi memandang kepada istrinya dan anaknya. Diam-diam tanpa memberitahukan kepada mereka, beliau meninggalkan istana dengan kudanya yang bernama Kanthaka dan ditemani oleh seorang pengawal, anak menteri, bernama Candaka.

Selama dalam perjalanan ke desa dia menikmati pemandangan yang indah, tapi melihat para petani bercucuran keringat kelelahan membajak sawah, tanah dipacul dan dibuang kesamping, dan kelihatan cacing dan binatang melata lainnya terputus badannya oleh ayunan pacul. Semua ini membuat dia berpikir, sungguh semua makhluk hidup menderita.

Karena kesucian yang tinggi dalam benaknya terbentuklah sikap akan kepribadian yang luhur, dia melangkah turun dari kudanya dan berjalan dengan hati–hati dan perlahan-lahan diatas tanah, melewatinya dengan gundah-gulana. Pikirannya penuh dengan hal-hal kesengsaraan dan penderitaan makhluk hidup.

Pikirannya perlu ketenangan. Dia memisahkan diri dari temannya yang berjalan dibelakangnya dan pergi mencari suatu tempat sunyi dekat sebuah pohon besar yang rimbun. Daun-daun yang menyejukkan dari pohon itu dalam keadaan tidak bergerak, dan tanah dibawah itu nyaman. Disana ia duduk bersila, memikirkan mengenai asal mula dan matinya dari semua makhluk hidup. Pikirannya terus menerawang mengenai hal-hal tersebut. Pikirannya penuh konsentrasi dan menjadi tenang. Ketika ia memenangkan kerisauan, dia tiba-tiba bebas dari semua keinginan akan hakekat rasa dan kenafsuan duniawi. Dia telah mencapai tingkat pertama mengenai ketenangan luar biasa, yaitu tenang di tengah-tengah pikiran yang beraneka ragam. Dalam tempatnya itu, dia telah berada pada tingkat kesucian pikiran yang luar biasa. Sekarang dia tidak gembira maupun duka, tidak mengenal tawa atau tangis.

0 comments:

Search

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.